Homili Paus Roma Leo Agung: Pada Pesta Transfigurasi
[by: Fr. Kyrillos Junan SL]
Date: 20 Agustus 2013
Paus Leo I, Paus atau St. Leo Agung dari Tuscany (Italia: Toscana, adalah sebuah daerah di Italia tengah), adalah Paus dari tanggal 29 September 440 hingga 10 November 461. Ia adalah Paus pertama yang dianugerahi gelar "Agung", sehingga dikenal sebagai Paus Leo Agung. St. Leo Agung adalah paus selama pertengahan abad kelima, waktu yang bermasalah ketika pasukan barbar membinasakan kekaisaran Romawi yang pernah berjaya. Ia mungkin paling terkenal ketika meyakinkan Attila orang Hun untuk meninggalkan rencananya untuk menjarah kota Roma. Leo, salah satu Bapa Gereja Awal, adalah seperti seorang guru yang luar biasa bahwa ia adalah salah satu dari beberapa Paus dalam sejarah telah digelari sebagai "yang Agung". Leo meninggal pada tanggap 10 November 461 dan ia menjadi imam pertama yang dikubur dalam gereja Basilika Santo Petrus di Roma.
Ini adalah kutipan dari homili oleh St. Leo Agung (Sermo 51, 3-4, 8: PL 54, 310-311, 313) yang menjelaskan arti dari Transfigurasi Tuhan Yesus Kristus di Gunung Tabor. Santo Leo mengkontraskan hukum, dilambangkan dengan Musa, dengan rahmat dari Injil yang dibawa oleh Yesus Kristus, yang menyediakan bacaan Masa Puasa Paskah Agung yang digunakan di Offisi Romawi untuk pembacaan ke-2 Minggu kedua di masa Puasa Pra-Paskah, bahwa pemberitaan Injil hari ini adalah Transfigurasi itu.
Matius 17:1-3, 5 :
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
2Petrus 1:16-18:
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di hadapan para saksi yang terpilih. TubuhNya seperti itu untuk seluruh umat manusia, tapi Dia membuatnya bersinar dengan keindahan sehingga wajah-Nya menjadi seperti matahari dalam kemuliaan, dan pakaiannya putih seperti salju. Alasan besar untuk transfigurasi ini adalah untuk menghapus skandal salib dari hati murid-muridNya, dan untuk mencegah penghinaan atas penderitaan sukarelaNya dari yang mengganggu iman orang-orang yang telah menyaksikan kemuliaan jauh melebihi yang terletak tersembunyi.
Bersama pemikiran ke masa depan, Dia juga memberikan fondasi yang kokoh untuk harapan Gereja yang kudus. Seluruh tubuh Kristus adalah untuk memahami jenis transformasi yang akan diterima kelak sebagai rahmat (kasih karunia)-Nya, anggota-anggota tubuh yang menantikan bagian dalam kemuliaan yang pertama kali menyala keluar dalam Kristus, kepala mereka (yaitu Kristus sebagai kepala Gereja). Tuhan telah berbicara sendiri tentang hal ini ketika ia menubuatkan kemegahan kedatangan-Nya: Maka orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka (Mat. 13:43). Santo Paulus Sang Rasul memberi kesaksian akan kebenaran yang sama ketika ia berkata: aku menganggap bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang yang akan dinyatakan di dalam kita (Rm. 8:18). Di tempat lain ia berkata: Kamu sudah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (Kol. 3:3-4).
Keajaiban dari transfigurasi ini mengandung pelajaran berharga lain untuk para rasul, untuk meneguhkan mereka dan akan menuntun mereka ke dalam kepenuhan pengetahuan. Musa dan Elia, hukum Taurat dan para nabi, tampak bersama dengan Tuhan dalam percakapan dengan Dia. Hal ini untuk memenuhi secara tepat, melalui kehadiran lima orang, teks yang mengatakan: Di hadapan dua atau tiga orang saksi setiap firman disahkan (Mat. 18:16; 2 Kor. 13:1). Apa yang firman bisa lebih tegas tetapkan, didasarkan dengan lebih aman, dibandingkan dengan hanya yang dicanangkan oleh sangkakala Perjanjian Lama dan Baru, yang terdengar dalam keharmonisan, dan dengan ucapan-ucapan nubuat kuno dan ajaran Injil, dalam perjanjian lengkap-sepenuhnya satu sama lain?
Tulisan-tulisan dari dua perjanjian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru saling mendukung. Kemilau transfigurasi mengungkapkan dengan jelas dan tak diragukan lagi orang yang telah dijanjikan oleh tanda-tanda nubuat bagiNya di bawah selubung misteri itu. Sebagai orang kudus Yohanes mengatakan: hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Dalam Dia janji dilakukan melalui bayang-bayang nubuat berdiri diungkapkan, bersama dengan arti sepenuhnya dari ajaran hukum Taurat. Dia adalah orang yang mengajarkan kebenaran tentang nubuat melalui kehadiran-Nya, dan membuat ketaatan kepada perintah-perintah Allah itu dimungkinkan melalui rahmat.
Dalam pemberitaan Injil suci semua harus menerima penguatan iman mereka. Tidak ada yang seharusnya malu pada salib Kristus, sebab olehnya dunia telah ditebus. Tak seorangpun seharusnya takut untuk menderita demi keadilan, tidak ada yang harus kehilangan kepercayaan terhadap pahala yang telah dijanjikan itu. Cara untuk istirahat adalah melalui kerja keras, cara untuk hidup melalui kematian. Kristus telah mengambil pada diriNya sendiri seluruh kelemahan kodrat manusia kita yang hina. Maka jika kita teguh dalam iman kita kepada-Nya dan dalam kasih kita bagi-Nya, kita menangkan kemenanganNya yang telah Ia menangkan itu, dan kita terima apa yang telah dijanjikan itu. Dalam hal mematuhi perintah-perintah Allah atau penderitaan abadi, kata-kata yang diucapkan oleh Bapa harus selalu bergema di telinga kita: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (Mat. 17:5).
Referensi
1. From Wikipedia, the free encyclopedia. Pope Leo I. http://en.wikipedia.org/wiki/Pope_Leo_I.
2. St. Leo the Great, Pope and Early Church Father. Transfiguration, Law and Grace - St. Leo the Great. The Transfiguration: Law Through Moses, Grace &Truth Through Jesus Christ. The Cross Roads Initiative. A ministry of Dr. Marcellino D’Ambrosio. http://www.crossroadsinitiative.com/library_article/405/Transfiguration__Law_and_Grace____St._Leo_the_Great.html.
Paus Leo I, Paus atau St. Leo Agung dari Tuscany (Italia: Toscana, adalah sebuah daerah di Italia tengah), adalah Paus dari tanggal 29 September 440 hingga 10 November 461. Ia adalah Paus pertama yang dianugerahi gelar "Agung", sehingga dikenal sebagai Paus Leo Agung. St. Leo Agung adalah paus selama pertengahan abad kelima, waktu yang bermasalah ketika pasukan barbar membinasakan kekaisaran Romawi yang pernah berjaya. Ia mungkin paling terkenal ketika meyakinkan Attila orang Hun untuk meninggalkan rencananya untuk menjarah kota Roma. Leo, salah satu Bapa Gereja Awal, adalah seperti seorang guru yang luar biasa bahwa ia adalah salah satu dari beberapa Paus dalam sejarah telah digelari sebagai "yang Agung". Leo meninggal pada tanggap 10 November 461 dan ia menjadi imam pertama yang dikubur dalam gereja Basilika Santo Petrus di Roma.
Ini adalah kutipan dari homili oleh St. Leo Agung (Sermo 51, 3-4, 8: PL 54, 310-311, 313) yang menjelaskan arti dari Transfigurasi Tuhan Yesus Kristus di Gunung Tabor. Santo Leo mengkontraskan hukum, dilambangkan dengan Musa, dengan rahmat dari Injil yang dibawa oleh Yesus Kristus, yang menyediakan bacaan Masa Puasa Paskah Agung yang digunakan di Offisi Romawi untuk pembacaan ke-2 Minggu kedua di masa Puasa Pra-Paskah, bahwa pemberitaan Injil hari ini adalah Transfigurasi itu.
Matius 17:1-3, 5 :
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."
2Petrus 1:16-18:
Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya di hadapan para saksi yang terpilih. TubuhNya seperti itu untuk seluruh umat manusia, tapi Dia membuatnya bersinar dengan keindahan sehingga wajah-Nya menjadi seperti matahari dalam kemuliaan, dan pakaiannya putih seperti salju. Alasan besar untuk transfigurasi ini adalah untuk menghapus skandal salib dari hati murid-muridNya, dan untuk mencegah penghinaan atas penderitaan sukarelaNya dari yang mengganggu iman orang-orang yang telah menyaksikan kemuliaan jauh melebihi yang terletak tersembunyi.
Bersama pemikiran ke masa depan, Dia juga memberikan fondasi yang kokoh untuk harapan Gereja yang kudus. Seluruh tubuh Kristus adalah untuk memahami jenis transformasi yang akan diterima kelak sebagai rahmat (kasih karunia)-Nya, anggota-anggota tubuh yang menantikan bagian dalam kemuliaan yang pertama kali menyala keluar dalam Kristus, kepala mereka (yaitu Kristus sebagai kepala Gereja). Tuhan telah berbicara sendiri tentang hal ini ketika ia menubuatkan kemegahan kedatangan-Nya: Maka orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka (Mat. 13:43). Santo Paulus Sang Rasul memberi kesaksian akan kebenaran yang sama ketika ia berkata: aku menganggap bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan datang yang akan dinyatakan di dalam kita (Rm. 8:18). Di tempat lain ia berkata: Kamu sudah mati, dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (Kol. 3:3-4).
Keajaiban dari transfigurasi ini mengandung pelajaran berharga lain untuk para rasul, untuk meneguhkan mereka dan akan menuntun mereka ke dalam kepenuhan pengetahuan. Musa dan Elia, hukum Taurat dan para nabi, tampak bersama dengan Tuhan dalam percakapan dengan Dia. Hal ini untuk memenuhi secara tepat, melalui kehadiran lima orang, teks yang mengatakan: Di hadapan dua atau tiga orang saksi setiap firman disahkan (Mat. 18:16; 2 Kor. 13:1). Apa yang firman bisa lebih tegas tetapkan, didasarkan dengan lebih aman, dibandingkan dengan hanya yang dicanangkan oleh sangkakala Perjanjian Lama dan Baru, yang terdengar dalam keharmonisan, dan dengan ucapan-ucapan nubuat kuno dan ajaran Injil, dalam perjanjian lengkap-sepenuhnya satu sama lain?
Tulisan-tulisan dari dua perjanjian, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru saling mendukung. Kemilau transfigurasi mengungkapkan dengan jelas dan tak diragukan lagi orang yang telah dijanjikan oleh tanda-tanda nubuat bagiNya di bawah selubung misteri itu. Sebagai orang kudus Yohanes mengatakan: hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus (Yoh. 1:17). Dalam Dia janji dilakukan melalui bayang-bayang nubuat berdiri diungkapkan, bersama dengan arti sepenuhnya dari ajaran hukum Taurat. Dia adalah orang yang mengajarkan kebenaran tentang nubuat melalui kehadiran-Nya, dan membuat ketaatan kepada perintah-perintah Allah itu dimungkinkan melalui rahmat.
Dalam pemberitaan Injil suci semua harus menerima penguatan iman mereka. Tidak ada yang seharusnya malu pada salib Kristus, sebab olehnya dunia telah ditebus. Tak seorangpun seharusnya takut untuk menderita demi keadilan, tidak ada yang harus kehilangan kepercayaan terhadap pahala yang telah dijanjikan itu. Cara untuk istirahat adalah melalui kerja keras, cara untuk hidup melalui kematian. Kristus telah mengambil pada diriNya sendiri seluruh kelemahan kodrat manusia kita yang hina. Maka jika kita teguh dalam iman kita kepada-Nya dan dalam kasih kita bagi-Nya, kita menangkan kemenanganNya yang telah Ia menangkan itu, dan kita terima apa yang telah dijanjikan itu. Dalam hal mematuhi perintah-perintah Allah atau penderitaan abadi, kata-kata yang diucapkan oleh Bapa harus selalu bergema di telinga kita: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia" (Mat. 17:5).
Referensi
1. From Wikipedia, the free encyclopedia. Pope Leo I. http://en.wikipedia.org/wiki/Pope_Leo_I.
2. St. Leo the Great, Pope and Early Church Father. Transfiguration, Law and Grace - St. Leo the Great. The Transfiguration: Law Through Moses, Grace &Truth Through Jesus Christ. The Cross Roads Initiative. A ministry of Dr. Marcellino D’Ambrosio. http://www.crossroadsinitiative.com/library_article/405/Transfiguration__Law_and_Grace____St._Leo_the_Great.html.